Selasa, 25 Oktober 2011

TOSCA ( tos ka ......... )

Ini cerita saya mengenai warna.
Kalau ingat warna tosca atau melihat warna ini, saya selalu teringat percakapan kami (saya, suami, dan anak pertama kami, Pandu Asia). Begini ceritanya.
Dulu, waktu anak saya yang pertama ini masih duduk di bangku SD, kalau tidak salah kelas 3, menanyakan warna tosca. Pada waktu itu kami sedang dalam perjalanan menuju rumah
ibu saya, tiba-tiba anak saya Pandu bertanya :
" Bunda, kalau warna tosca itu yang 'gimana ? ''.....
Waduh, saya kebingungan menjawabnya !..... Tapi akhirnya saya jawab :
'' Tosca itu warna biru turqis atau hijau turqis. Nanti ya, kalau di perjalanan ada warna itu bunda tunjukkin !! ''. Dalam hati, pasti nggak ngerti apa yang saya maksud. Eeh....betul juga,
dia menanyakan warna turqis itu yang kayak 'gimana.
Setelah agak lama kemudian, di pinggir jalan ada spanduk yang warnanya tosca, lalu saya tunjukin bahwa warna yang dimaksud adalah seperti itu. Dan terus saya beritahu dia jika ada warna yang mirip-mirip selama dalam perjalanan, entah itu rumah, mobil atau baju sekalipun. Suami saya juga memberitahu bila dia melihatnya. Dan Pandu sudah mulai mengerti warna yang dimaksud dengan menunjukkannya ketika dia melihat ada warna tersebut.
Tiba-tiba suami saya nyeletuk : " Tuh, Pandu mobil itu juga warnanya tosca !! ".....
Saya celingukkan, nyari warna itu, juga Pandu, tapi tidak ada.
" Mana ayah, kok nggak ada ?! "....
Saya menanyakan itu sambil kebingungan.
" Ituuu, mobil yang persis di depan kita !! " kata suami saya.
Lho, dimana tosca nya ? Yang ada malahan warna abu-abu yang sudah belel dan di sana-sini banyak karatan. Kayaknya sih, itu mobil belum selesai diampelas, makanya banyak karatan.
" Ayah, itu mah bukan warna tosca atuh, tapi warna abu-abu !! " kata saya.
Apa coba jawaban suami saya ?.......begini katanya :
" Iyaa..... warnanya toskaduruk !! "
Hmmm, suamiku.... suamiku.... adaaaa aja yang bikin orang tersenyum/ketawa ! Eh nggak juga, anak saya masih kebingungan, hehe ! Tapi kemudian dia mengerti setelah saya
terangkan maksud ayahnya.
Toskaduruk itu adalah bahasa Sunda, yang ditulisnya terpisah : tos kaduruk, artinya sudah terbakar, tos artinya sudah, sedangkan kaduruk artinya kebakar/terbakar. Dan memang mobil itu seperti tos kaduruk !!......... hehehe. Oops, maaf !
Itulah suamiku, sering membuat saya jadi 'telmi' sekaligus ketawa, tapi lebih sering sih membuat saya kheki. Di manapun atau kapanpun, kalau dia melihat atau mendengar sesuatu, selalu saja ada komentar yang membuat orang geli, dan kok bisa-bisanya sampai kepikiran oleh suamiku.
Suatu saat ayahnya Pandu, halaah....bilang aja suami, menanyakan siapa pasangan dari matahari. Saya jawab aja bulan, iya 'kan ?!....
Ternyata jawabannya salah sodara-sodara ! lho ??....... Katanya yang betul adalah uwa.
Kok bisa ?
" Bisa ! " katanya lagi : " 'kan kalau bulan pasangannya purnama, bulan-purnama, kalau langit pasangannya bumi, siang-malam atau beurang-peuting (bahasa Sunda) trus ibu-bapa
atau ema-bapa, dan paman-bibi atau emang-bibi. Nah, kalau uwa 'kan nggak
ada pasangannya, matahari juga, jadi pasangin aja, matahari-uwa, gitu !! "
Uuuuuhhh, jadi kheki deh !.......
Uwa di sini adalah bahasa Sunda yaitu kakak laki-laki atau perempuan dari ayah atau ibu. Jadi kalau urang Sunda, untuk laki-laki atau perempuan menyebutnya sama, yaitu uwa, beda dengan orang Jawa, yaitu pakde dan bude.
Lho, lho lho.......kok jadi ngawur begini, 'kan tadi lagi cerita soal warna, kenapa
jadi matahari dan uwa ya ? Nggak apa-apa 'kan, udah naggung diketik,
sayang untuk didelet !.... hehe.
Ya sudah, saya akhiri saja cerita mengenai warna tosca ini.
Sampai ketemu di intermezzo yang lain !.....

Kamis, 20 Oktober 2011

Recycle Mizone Bottle 2 (Lampion dari Botol Mizone)

Yang menarik dari botol mizone (sekali lagi bukan iklan lho !), menurut saya adalah warnanya yang biru tua. Kayaknya bagus untuk lampion. Hingga kepikiran untuk membuat lampion, gara-gara banyak potongan botol ini (bagian atas botol) pada waktu membuat wadah-wadah untuk kancing, yaitu di Recycle Mizone Bottle 1.
Sebelumnya saya pernah membuat lampion dari botol-botol pulpy orange (ini juga bukan iklan ya !), tapi karena belahannya menjadi 6 bagian (mengikuti alur dari botol itu sendiri), hasilnya kurang memuaskan. Kata suami saya, kalau ingin hasilnya menjadi bundar, harus 5 bagian yang dibelah bukan 6 bagian. Wah, bagaimana ya caranya ?.....Soalnya kalau lingkaran botol dibagi 5, supaya hasilnya sama, sulit membaginya !
Alhamdulillah ya !.....sesuatu (??).....Akhirnya ditemukan trik bagaimana cara membuat 5 belahan pada lingkaran botol mizone dengan ukuran yang sama , yaitu dengan pertolongan si botol pulpy orange (weiiis......ternyata oke juga nih botol !!).

Pada postingan sebelumnya, Recycle Mizone Bottle 1, ada 18 botol mizone yang diperlukan, berarti ada 18 bekas potongan bagian atas botol ini. Nah, untuk lampion ini, yang diperlukan memang adalah bagian atas dari botol ini, hanya jumlahnya tidak sebanyak itu.
Untuk lebih jelasnya, yuk.. kita lihat apa saja bahan yang diperlukan dan cara membuat lampion ini !...

* Pertama, 12 potongan botol mizone bagian atas.

* 2 buah tutup botol mizone
* 1 butir manik-manik
* Hiasan/rumbai untuk gantungan
dan benang kasur
* Alat yang digunakan : Cutter, gunting, stapler dan alat (biasanya untuk melubangi manik-manik yang tertutup lubangnya) untuk melubangi tutup botol atau bisa juga digunakan seam ripper/dedelan, atau apapun yang bisa untuk melubangi tutup botol ini.

* Botol pulpy orange (si penolong !) yang dipotong seperti image di atas sebagai penunjang pembuatan lampion (perhatikan keterangan yang ada di bagian atas).

Cara membagi dan menggunting bagian botol mizone ini, yaitu dengan memasukkannya ke dalam potongan botol pulpy orange. Lalu gunting sejajar dengan lekukan botol (lihat tanda panah !). Gunting sebelahnya dengan jarak melewati 2 lengkungan ( lengkungan kulit jeruk), jangan lupa harus sejajar dengan lekukan, dan terus lakukan seperti ini untuk sebelahnya lagi hingga menjadi 5 bagian/belahan.

Menggunting bagian ini, sampai batas lekukan seperti di atas.
Lakukan hal yang sama untuk ke-12 potongan botol mizone.

Tekuk/lipat ke-5 bagian yang digunting/dibelah ini ke luar, bila perlu lipatannya sambil ditekan-tekan agar posisinya stabil.

Setelah semuanya ditekuk, akan seperti 'kelopak bunga' yang mekar.
Dan kini kita mempunyai 12 'bunga' plastik yang sedang mekar !

Gabungkan satu kelopak 'bunga' ke-1 dengan satu kelopak 'bunga' yang ke-2. Like this !

Lalu stapler di kedua sisinya. Ambil 'bunga' yang ke-3, lalu gabungkan satu kelopak 'bunga' ini dengan satu kelopak yang lain dari 'bunga' ke-1 (bingung ya ?!...). Pokoknya kelima kelopak dari 'bunga' ke-1 ini akan dikelilingi oleh kelopak-kelopak 'bunga' yang lain ( 5 'bunga'). Jadi semuanya akan ada 6 'bunga' yang digabung.

Ya, seperti ini jadinya (setengah bundar). Tapi kita harus membuat yang sama satu lagi, agar menjadi bundar.

Setelah keduanya digabungkan, lihat........jadi bundar 'kan ?!....
Dan lampion sudah jadi.

Eit, tapi belum selesai !.....Lubangi dulu kedua tutup botol di tengah-tengah, jangan terlalu besar, paling tidak benang kasur bisa dimasukkan ke lubang ini.

Ikat cincin yang ada di hiasan/rumbai dengan benang kasur, sisa ikatan benang dimasukkan ke dalam lubang salah satu tutup botol .

Simpul dua kali atau lebih, agar benang tidak bisa keluar/lepas.

Masukkan 1 lembar benang kasur, kira-kira 25 cm atau tergantung kebutuhan ke lubang tutup botol yang kedua, lalu ujung benang di bagian dalam tutup ini dimasukkan ke lubang manik-manik. Simpul benang dua kali.

Pasangkan tutup botol tadi ke salah satu mulut botol lampion yang sudah jadi. Sedangkan tutup botol yang ada rumbainya dipasang di bagian bawah lampion.

Sekarang lampion sudah lengkap, dan anda dapat menggantungnya di manapun anda suka. Akan lebih sempurna lagi jika lampion ini diberi lampu kecil di dalamnya, wah.....romantiiis !!

Sabtu, 15 Oktober 2011

Recycle Mizone Bottle 1

Dari sebuah botol mizone (bukan iklan ya !!...), bisa dibuat satu wadah, dan dua bracelet/gelang. Tapi kali ini saya ingin membuat wadah-wadah kecil untuk menyimpan kancing (banyak kancing yang belum saya beri 'rumah').
Untuk membuat wadah-wadah ini saya membutuhkan beberapa buah botol mizone, 18 buah, wow...banyak juga ya ! Sebetulnya sih yang diperlukan tidak sebanyak itu, tapi karena tempatnya (box/dus/kemasan bekas kamera digital) memuat banyak untuk menyusun wadah-wadah tsb, jadi saya sesuaikan jumlahnya.
Yup, kita mulai saja dengan bahan dan alat yang diperlukan !...
* Beberapa (tergantung keperluan) botol mizone
* Cutter/pisau
* Gunting
* Stapler, lebih bagus lagi kalau isi staplernya berwarna biru.

Botol mizone ini saya potong dengan cutter menjadi 3 bagian, bagian atas (mulut botol), bagian tengah dan bagian dasar. Yang digunakan untuk wadah, tentu saja yang bagian dasar.

Rapikan bekas potongan pada bagian dasar botol ini dengan gunting, agar jika ada bagian yang tajam tidak melukai tangan jika dipegang, dan sekaligus menyamakan/meratakan tinggi wadah.

Bagian tengah botol (eh, ternyata bagian ini juga dipake....ah dasar pelupa !) digunting dengan ukuran 8x1 cm, masing-masing 1 buah untuk satu wadah.
Ini digunakan untuk 'telinga' wadah.

Pasang 'telinga' nya pada wadah dengan menggunakan stapler.

Jadilah wadah yang "bertelinga".


Ini dia, setelah semuanya jadi, saya susun di box yang diberi sekat-sekat......


Rabu, 12 Oktober 2011

Recycle Scarf

Sebulan yang lalu, waktu jalan-jalan ke toko buku Gramedia, saya melihat buku impor dari Jepang yang isinya tentang cara membuat berbagai macam tas. Saya tertarik dengan salah satu tas yang terbuat dari sehelai scarf/syal. Lalu saya pelajari cara membuatnya (mumpung gratis...hehe!!), kayaknya sih gampang banget !....
Kebetulan saya mempunyai beberapa helai scarf, tapi berhubung sekarang ini saya berjilbab (sedang belajar berjilbab !) jadi sayang untuk dibikin tas. Tapi ada satu, yang kalau dipakai untuk kerudung, jadinya ngatung alias tidak enak dipandang.
Sebetulnya.......apa ya namanya ? Mungkin semacam tas, kalau boleh dibilang begitu, atau.......kalau 'ga salah englisnyaaa....ah, lupa namanya !
Dari pada mikirin apa namanya, mending saya share aja cara membuatnya.
Are you ready ?.....Let's go to try !!

Bahan yang diperlukan, tentu saja sehelai scarf dan benang yang sewarna dengan scarf dan gunting, dan penggaris n (biar tidak banyak dan nya....hehe !) pensil kain.

Potong kain secara diagonal.

Lalu atur potongan scarf seperti image di atas, salah satu ujung bawah potongan scarf berada di tengah potongan yang lain, demikian pula sebaliknya untuk potongan yang lainnya (sisi bagian buruk kain masing-masing menghadap ke bawah).

Tahan dengan jarum pentul.

Kemudian dijahit.

Lakukan hal yang sama untuk ujung kain yang lainnya, sehingga membentuk seperti image di atas.
Setelah dijahit, maka ada 4 helai di bagian bawahnya.

Lalu balik kain yang telah dijahit tadi ( bagian luar kain berhadapan), beri jarum pentul dengan jarak sekitar 1 cm dari sisi-sisi bagian bawah tas.

Jahit !.....

Nah, setelah dijahit akan seperti ini.

Lipat bagian samping tas, sehingga membentuk siku-siku dan sambungan bagian bawahnya berada ditengah-tengah.
Tandai dengan pensil kain masing-masing 4 cm (tergantung selera) dari sudut samping tas.

Lalu beri garis yang sudah ditandai tadi.

Jahit yang diberi garis tadi !....dan lakukan hal yang sama untuk sudut yang lainnya.

Setelah dijahit dan dibalik akan membentuk kotak sudut.

Dan seperti ini jadinya.

Untuk penyelesainnya, simpul kedua ujung tas.

Selesai sudah !!......simpel 'kan ?!

Senin, 03 Oktober 2011

Sew Tools Organizer Frame

Bahasa Indonesia-nya apa ya ?......Pokoknya ini tempat menyimpan alat-alat jahit, khususnya untuk keperluan membuat pola baju dan memotong kain.
Ide ini muncul ketika saya ingin membuat "meja tempel", meja yang bisa "ditempel" ke dinding bila tidak dipergunakan, untuk menghemat tempat, sebetulnya sih bukan karena hematnya, tapi memang tempatnya yang terbatas. Karena tukang bikinnya belum ada, yaaa....ditunda dulu deh !
Tiba-tiba ingat ada frame yang sudah tak terpakai di gudang !.... Jadi untuk mengurangi kekecewaan, saya ingin membuat "organizernya" dulu, dan setelah mencari ke gudang, alhamdulillah masih ada dan catnya masih bagus. Kacanya saya lepas karena tidak dibutuhkan untuk membuat "organizer" ini.
Tidak ditunda lagi, mumpung moodnya sedang "kinclong", langsung mengerjakan "proyek" ini.
Daaann........ inilah tutorialnya, mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi inspirasi.

Bahan dan alat yang diperlukan :

* Frame, di sini ukurannya 57 x 47 cm.
* Kaleng bagian dalam dari tempat pensil yang sudah tak terpakai, ukuran 20 x 8 cm (biasanya tempat pensil berbahan kaleng, di dalamnya ada wadah yang terpisah, yang bisa dilepas).


* Kain motif (untuk latar) dan busa ukuran 53 x 43 cm, untuk melapisi triplex/kayu tipis tempat menyimpan foto/gambar (disesuaikan dengan ukuran frame yang ada), dan dilebihkan 2-3 cm (untuk quilt)
Catatan : Busa yang digunakan adalah busa yang ada lapisannya, agar busanya tidak cepat sobek ketika diquilting.


* Kain perca secukupnya, untuk membuat yo-yo (bentuk love/oval seperti gambar diatas) atau mungkin untuk membuat pita, kalau englishnya sih bow.
* Kain keras secukupnya, saya di sini menggunakan kain keras untuk ban pinggang (gulungan).
* Velcro 1,5 cm 2 buah.


* Kain felt, untuk membuat pincushion
* Kancing, untuk hiasan yo-yo
* Plastik bening lentur (biasanya untuk taplak meja), untuk menyimpan kertas karbon, dengan ukuran 23 x 11 cm. Di sini saya menggunakan plastik lentur bekas bungkus sarung.


* Gun tacker, semacam stapler tapi besar
* Hot glue gun
* Palu dan paku kecil

Cara membuatnya :

1. Satukan kain untuk latar dan busa, sisi bagian buruk kain berhadapan dengan busa yang tidak ada pelapisnya, lalu jahit seluruh bagian pinggirannya 0,5 - 0,7 cm dari sisi kain.


2. Quilting seluruh permukaan kain dengan sepatu khusus (darning foot), tapi bila tidak ada bisa dengan sepatu biasa, hanya coraknya kotak-kotak (serong). Caranya yaitu dengan menjahit lurus, menyerong ke kiri/kanan dengan jarak antara jahitan yang satu dengan yang lainnya kira-kira 3-4 cm. Lalu jahit lagi dengan arah yang sebaliknya, sehingga membentuk kotak-kotak serong (jajaran genjang). Maka jadilah kain latar (sebut saja begitu) yang siap dijadikan tempat menyimpan alat-alat jahit.
Sebelum menjahit yang lainnya, terlebih dahulu atur posisi di mana akan diletakkan/diselipkan alat jahit tadi.


3. Siapkan kain keras dengan ukuran 5x3 cm 2buah dan 4x3 cm 1 buah atau sesuai kebutuhan,
sedangkan untuk kainnya dilebihkan masing-masing sisi 1,5 cm, kecuali untuk panjangnya dilebihkan 0,7-1 cm. Bahan ini nantinya untuk menyimpan/menyelipkan gunting dan rader.
4. Siapkan juga kain keras dengan ukuran 25x1,5 cm 2 buah (untuk penyangga) dan 15x1,5 cm 1 buah (untuk cantelan), sedangkan untuk kainnya dilebihkan masing-masing sisi 0,8 cm (begitu semangatnya, sampai lupa mendokumentasikan yang ini). Bahan ini untuk menyangga kaleng dan mengaitkan mistar (mistar untuk membuat lekukan tangan atau leher).


5. Taruh kain keras (no. 3) di tengah-tengah kain, lipat kedua sisi panjang kain ke tengah, lalu jahit tiap pinggirnya kira-kira 2 mm, dan jahit pula bagian tengahnya dengan setik zig-zag.


6. Lakukan hal yang sama untuk cantelan dan penyangganya.


7. Tempelkan no.5 di atas kain latar dengan cara dijahit. Lipat kedua sisi lebar kain ke dalam, lalu jahit kedua sisinya kurang lebih 5 mm (seperti foto di atas).


8. Jahit salah satu ujung cantelan bersama velcro yang berbulu plastik di atas kain latar. Dan ujung yang lainnya dijahit bersama velcro pasangannya (foto di atas).


9. Sebelum menjahit penyangga kaleng, ukur dulu panjang kaleng, lalu kurangi sekitar 5 cm, jadi jarak antara kedua penyangga ini ketika dijahit, lebarnya dari ujung ke ujung dikurangi 5 cm dari panjang kaleng (lihat foto no.20). Atur dahulu panjang kedua penyangga dengan jarum pentul sebelum dijahit kedua ujungnya, agar posisi kaleng tepat dan pas ketika disangga.


10. Lipat panjang plastik, lalu jahit bersama bias dari kain perca (panjangnya dilebihkan 1,5 cm dari lebar plastik, untuk dilipat ke dalam).


11. Buat kantung/kantong kacamata (eh, tentunya bagi yang berkacamata ya !) dari kain perca dengan ukuran 10x8 cm, tapi untuk bagian belakang, panjang/tingginya ditambah 1-2 cm, agar selain untuk variasi juga mudah waktu dijahit di atas kain latar.


12. Jahit kantong tadi di bagian atas belakang kantong (corak polkadot kecil, seperti foto di atas), jadi mudah kan menjahitnya !?......Posisi kantong kira-kira di tengah bawah kain latar.
Catatan : O oow......hampir lupa. Buat yo-yo dari kain perca dan pincushion bentuk love dari felt (lagi-lagi lupa untuk mendokumentasikan !). Dan jangan lupa memasang velcronya.


13. Nah, kalau semuanya sudah dijahit, satukan kain latar dan triplex/kayu tipis dengan bantuan gun tacker ke sekeliling bagian sisi dari latar.


Photobucket

14. Pasang latar tadi ke bingkai frame, lalu paku dengan jarak tertentu (disesuaikan).


15. Yo-yo diberi lem dengan menggunakan hot glue gun.


16. Tempelkan yo-yo yang sudah diberi lem ke cantelan dan penyangga.


17. Tempelkan juga yo-yo ke kantong kacamata dan tempat gunting. Di sebelah kantong kacamata saya tambahkan tempat (ini diluar rencana karena baru ingat punya rader yang lain) untuk menyimpan rader gundul/tak bergerigi.


18. Selipkan kaleng ke penyangga.


19. Atur supaya kaleng posisinya tegak lurus.


20. Kaleng tampak dari depan.


21. Plastik ini bisa menyimpan beberapa lembar karbon kain.


22. Cantelkan lubang mistar ke cantelan, lalu rekatkan velcronya.


23. Rekatkan velcro pincushion dengan velcro pasangannya, dan tempel kancing di atas yo-yo dengan hot glue gun

24. Tadaaa......inilah hasilnya !!

Selamat mencoba !!.........